DR.Efrinaldi, Pemikiran Politik Islam

Jumat, 10 April 2009

OPTIMIS SIKAP HIDUP MUSLIM

OPTIMIS SIKAP HIDUP MUSLIM
Oleh : Drs. EFRINALDI, M.Ag.

KETIKA Nabi Yunus AS diutus Allah SWT mengembangkan agama ke kota Ninewa, di pantai Barat bagian Utara benua Afrika, dalam historisitas Islam tercatat hanya 2 orang yang mau beriman setelah berusaha selama 33 tahun. Kedua orang pengikut Nabi Yunus AS itu bernama Rubil dan Tanukh, padahal penduduk kota Ninewa pada waktu itu tidak kurang dari 200.000 orang.[i] Melihat realitas ini lantas Nabi Yunus AS kecewa sekali. Di saat rasa kecewa itu memuncak tinggi ia lalu melarikan diri. Tuhan tidak menyukai sikap putus asa, sehingga Nabi Yunus AS akhirnya mendapat “hukuman” yang membuatnya sadar. Sewaktu ia kembali lagi ke kota Ninewa ternyata situasi telah berubah. Penduduk yang pada mulanya engkar telah bersikap patuh dan taat, sehingga setiap ajakan dakwah Nabi Yunus AS diterima dengan terbuka dan senang hati.
Umat Islam dilarang berputus asa. Dalam hidup hendaklah optimis dalam berbagai aktifitas yang dilakukan. Firman Allah SWT: “Janganlah kamu berputus asa dalam mengharap rahmat Allah, sesungguhnya tiada yang berputus asa dari rahmat Allah, melainkan orang-orang kafir.” (QS. Yusuf /12: 87)
Sebagai orang yang beriman tidak mudah berputus asa, tidak gampang menyerah dan harus tahan banting, tabah dan tawakal. Di balik malam yang gelap pasti ada fajar menyingsing. Di balik pendakian mesti ada penurunan, makin panjang pendakian makin panjang pula penurunannya. Malam tetap berganti siang, hujan tetap bersilih panas.
Hidup dan kehidupan ini memang penuh dinamika. Laksana gelombang air laut, kadang-kadang datang ombak yang menghempas, gelombang yang dahsyat yang memporak-porandakan kapal yang sedang berlayar. Tatkala datang pasang surut air laut menjadi tenang. Di saat itu hanya ada alunan yang bergulung-gulung yang menambah indahnya pemandangan, sewaktu duduk di tepi pantai melihat ke laut lepas di kala senja ketika mentari turun di ufuk barat.
Firman Allah SWT:Maka sesungguhnya di samping kesulitan itu pasti ada kemudahan. Sesungguhnya di samping kesulitan pasti ada kemudahan. (QS.Al-Insyirah/94 : 5-6)
Orang Inggeris mengatakan,”How beautiful is victory,but how expensive.” (Alangkah indahnya kemenangan, tapi mahalnya bukan main). “There are no gains without pains.” (Tak ada yang dicapai, tanpa susah-payah). Misalnya, bak kata pepatah orang tua tempo doeloe, ”Jikalau menginginkan manisnya buah durian, harus berani terkena durinya. Ingin madunya lebah, mesti berani disengat lebah.”
Ada pula yang mengibaratkan hidup ini laksana roda pedati, sekali ke atas sekali ke bawah. Ketika di atas orang tertawa berderai, tetapi ketika di bawah badan terhimpit menangis dan menjerit bersedih hati, berpilu sendu bermandi waduk duka. Ibarat alunan musik yang iramanya turun-naik. Kalau irama musik itu datar saja, tentu tak enak didengar telinga. Begitu juga kalau hidup ini monoton saja juga tidak enak dan tidak ada keindahannya.

Hadapi Masalah dengan Petunjuk Allah
Memang dalam hidup ini manusia dihadapkan dengan berbagai kesulitan dan masalah. Ada masalah yang dapat diselesaikan sendiri, di samping ada masalah yang bisa didiskusikan dengan orang lain. Ada masalah yang bersifat personal, ada masalah dalam konteks sosial kemasyarakatan, di samping itu ada masalah yang lebih makro dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Bila menghadapi kesulitan janganlah mengira bahwa seluruh medan kehidupan hanya bertabur kesulitan dan masalah. Kesulitan itu sesungguhnya sangat berguna dan membuat nilai sesuatu bertambah tinggi. Emas menjadi mahal harganya bukan karena kuning warnanya tetapi karena sulit memperolehnya. Seandainya emas itu dapat dipungut seperti memungut puntung rokok, tentu emas tidak akan mempunyai harga sama sekali. Memang, indahnya hidup ini, karena memang ada tantangan dan kesulitan.
Begitulah hidup, begitulah dinamika di dunia. Andaikata tak ada iman, kesabaran dan keyakinan teguh kepada Allah SWT, akan mudah berputus asa. Dalam hidup ini orang yang beriman selalu optimis dan tidak akan berputus asa. Di balik pendakian mesti ada penurunan. Bukankah Allah berkuasa atas segala sesuatu.
Dengan hidup yang penuh masalah ini, timbul berbagai aktifitas, lahir dinamika dan mobilitas. Hadapi masalah dengan petunjuk Allah. Memohon hidayah Allah di saat tertimpa musibah dan dirundung berbagai masalah, karena memohon hidayah Allah itu adalah kebiasaan Nabi SAW, sudah seyogianya menjadi bagian integral dalam kehidupan kita. Dengan demikian, dalam kesulitan dan cobaan yang dihadapi, hendaklah optimis dan tidak pesimis. Hidup kita akan aman dan damai dalam kekuatan Tuhan. Hidup kita selalu bersama-Nya, gerak-gerik kita selalu di dekat-Nya, sehingga jiwa kita tenang dan hati kita lapang. Apa yang dicita-citakan tercapai, yang diidam-idamkan tergapai. Rezeki kita dilapangkan oleh Allah, semoga kehidupan kita dimudahkan oleh Allah SWT. Amien ya Rabbal ‘alamin.
Waladzikrullahi Akbar!
Ciputat, Thursday, 06222004.


[i]Abbas Hassan, Kenapa Nabi Muhammad Sangat Sehat, (Jakarta: Erna-Erni,1998), h.44.

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda