DR.Efrinaldi, Pemikiran Politik Islam

Jumat, 10 April 2009

MEMAHAMI PERAN WANITA MASA KINI
Oleh: DR. Efrinaldi, M.Ag.

Ada yang melihat wanita dalam kehidupan sejarahnya selalu berada dalam posisi yang tertindas. Ivan Illich dalam bukunya, Gender (1982), menyatakan bahwa ketertindasan wanita yang paling tragis adalah di zaman pembangunan industrialisasi. Yang menjadi latar belakang pemikiran Illich adalah kenyataan bahwa wanita masa kini telah masuk ke dalam sekrup mesin komoditi yang kehidupannya tergantung dan dikendalikan oleh sistem pasar, atau yang lebih dikenal dengan istilah Kapitalisme; eksploitasi dan komersialisasi.
Analisa yang dikemukakan Illich ini sudah tentu dapat diperdebatkan lagi. Namun demikian, konsepsi ini bukan berarti tidak ada unsur benar dan pembenarannya (justifikasi) sama sekali. Terlepas dari hal ini, suatu hal yang sangat urgen ialah bagaimana dapat meneropong dan memahami peran dan eksistensi wanita di tengah perubahan sosial yang sangat cepat; suatu perubahan masyarakat yang ber-mega trend dan ber-mega mesin; dunia industrialisasi dengan globalisasinya, yang sudah pasti membawa pengaruh besar dalam liku kehidupan wanita dan nilai-nilai suci yang selama ini dianutnya.
Selaras dengan perubahan sosial yang sangat cepat itu ada beberapa pandangan dalam memahami peran dan keberadaan wanita. Pertama, pandangan yang sangat liberal menandaskan bahwa wanita harus menggarap sektor publik; wanita harus mampu mengerjakan pekerjaan kaum pria. Peran “kerumahtanggaan” yang selama ini dikerjakannya telah menindas keberadaannya sendiri. Untuk itu, kaum wanita harus diberi peran dan kesempatan selebar-lebarnya untuk berekspresi, beraktualisasi, dan mengerjakan hal-hal yang biasanya dikerjakan oleh kaum pria.
Kedua, pandangan yang mengharuskan wanita untuk lebih mementingkan perannya sebagai ratu rumah tangga (sektor domestik). Dalam persepsi ini, peran domestik dianggap lebih “sesuai” dengan kodrat kewanitaannya. Realitas di tengah masyarakat kini tatkala wanita menggarap pekerjaan kaum pria menyebabkan kehidupan berjalan tidak normal. Dibuktikan dengan mulai hancurnya ikatan keluarga, anak-anak pun menjadi korban broken home, keangkuhan dan kebrutalan terjadi kian marak. Semua ini terjadi karena wanita telah meninggalkan peran “domestik” yang memiliki ciri khas; peran keibuan yang sangat tinggi, perasaan yang menyejukkan, meneduhkan, dan menenteramkan.
Ketiga, pandangan yang tidak menolak adanya pengidentifikasian karakter seperti yang dikemukakan di atas. Dalam persepsi ini, peran wanita di sektor domestik (kerumahtanggaan) justru untuk menaungi aktifitasnya dalam memberikan kontribusi nilai terhadap penataan kehidupan masyarakat. Atas dasar itu, tidak tertutup lahan bagi kaum wanita untuk beraktifitas di sektor publik (berkarier) selama tidak mengingkari jati diri atau kodratnya sebagai wanita.
Pandangan Islam
Pada prinsipnya Islam memandang wanita dan pria berada dalam posisi yang sama. Keimanan wanita dan pria dinilai sama dalam pandangan Allah SWT (QS. Al-Ahzab (33): 35, Muhammad (47): 19). Wanita dan pria sama-sama mendapat balasan kebaikan (pahala) atas sikap dan amalannya yang saleh di dunia (QS. Al-Nahl (16): 67, Ali Imran (3): 195). Wanita dan pria sama-sama dapat berusaha memperoleh, memiliki, dan membelanjakan harta kekayaaan (QS. Al-Nisa’(4):32). Dalam beberapa hal tertentu wanita dan pria memang seharusnya berbeda, terutama yang menyangkut hak dan kewajiban sesuai dengan fithrah kejadian (fungsi biologisnya) masing-masing. Perbedaan ini pada akhirnya dapat disatukan dalam satu muara: sama-sama melakukan tugas kekhalifahan dalam bidangnya masing-masing.
Pria dalam pandangan Islam, lebih berhak di sektor publik, tapi bukanlah berarti tertutup sama sekali bagi kaum wanita. Wanita dapat leluasa masuk ke sektor publik selama tidak mengingkari jati dirinya sebagai wanita, seperti melakukan aktifitas dakwah, aktifitas sosial-kemasyarakatan dan lain sebagainya. Namun, sektor domestik bagi kaum wanita harus tetap mendapat perhatian yang lebih serius, karena inilah yang lebih representatif dengan kodrat kewanitaan.
___________________

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda